
Jakarta — Jagat media sosial ramai membahas video dan unggahan yang menampilkan hasil pengujian angka oktan (RON) bahan bakar minyak (BBM) menggunakan alat portabel. Dalam beberapa unggahan, alat tersebut diklaim mampu menunjukkan kualitas BBM secara cepat. Namun, Pertamina Patra Niaga menegaskan bahwa hasil uji semacam itu tidak akurat dan tidak bisa dijadikan acuan resmi.
Pelaksana Tugas Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, menjelaskan bahwa pengujian nilai RON tidak bisa dilakukan sembarangan. Alat portabel yang beredar di pasaran, seperti Oktis-2, tidak memiliki kemampuan untuk mengukur parameter teknis utama yang menentukan angka oktan sesungguhnya.
Menurut Roberth, pengujian RON yang sah secara internasional hanya dapat dilakukan menggunakan mesin CFR (Cooperative Fuel Research Engine), sesuai dengan standar ASTM D2699. Mesin tersebut berfungsi mengukur ketahanan bahan bakar terhadap detonasi dalam kondisi terkontrol, meliputi suhu, tekanan, dan rasio kompresi tertentu.
“Mesin CFR adalah satu-satunya alat yang diakui secara global untuk mengukur nilai oktan. Setiap hasil di luar metode ini tidak dapat dianggap valid,” tegas Roberth dalam keterangan resminya.
Ia menambahkan bahwa alat portabel seperti Oktis-2 sebenarnya hanya mengukur sifat dielektrik bahan bakar, bukan ketahanan terhadap pembakaran. Sifat dielektrik ini tidak berkorelasi langsung dengan nilai oktan, sehingga hasil pengujian alat portabel bisa berbeda jauh dari data aktual.
Dari berbagai pengujian yang dilakukan terhadap jenis BBM berbeda, hasil alat portabel menunjukkan nilai yang tidak konsisten — kadang lebih tinggi, kadang lebih rendah dari standar Pertamina. Karena itu, perusahaan meminta masyarakat tidak menggunakan hasil alat portabel sebagai tolok ukur mutu BBM.
Roberth juga mengingatkan agar publik berhati-hati terhadap pihak yang menggunakan isu semacam ini untuk menyebarkan informasi menyesatkan atau menyerang reputasi merek. Ia mengimbau agar masyarakat selalu memverifikasi informasi seputar BBM melalui kanal resmi Pertamina, seperti call center 135 atau akun media sosial terverifikasi.
“Jika ada keraguan mengenai kualitas BBM, masyarakat dapat langsung melapor melalui saluran resmi. Kami akan menindaklanjuti setiap laporan secara transparan dan sesuai prosedur,” katanya.
Pertamina Patra Niaga menegaskan kembali komitmennya untuk menjaga kualitas, distribusi, dan transparansi pasokan energi nasional. Perusahaan juga akan terus melakukan edukasi publik agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh hoaks yang beredar di media sosial.